Catatan-Catatan yang Tertinggal di 2022

Saya memulai tahun 2022, pada sebuah perjalanan magis di suku pedalaman Sulawesi Tengah. Menyusuri rimba, ibu sungai, dan bertemu anak-anak bermata indah. Membuka tahun dengan perjalanan yang berat, menegangkan, dan penuh benturan, tapi sekaligus indah. 

Tahun 2022 adalah waktu yang sibuk dan berombak. Saya mengingat beberapa kejadian yang dalam lemparan dan tuntunannya membuat saya terus belajar kembali ke permukaan setelah digulung ombak. 

Di awal tahun, saya menghabiskan waktu satu bulan di hutan bersama masyarakat adat suku To Wana. Mendokumentasikan dan merekam cerita mereka dalam bentuk visual, audio, dan teks. Pertengahan hingga akhir tahun, saya masih menulis buku-buku untuk menyambung hidup dan terus menjadi penulis bayangan (ghost writer) sebab tanggungan yang bertambah. Kabar baiknya, saya juga masih memiliki pekerjaan yang tidak hanya berorientasi pada uang, tapi juga passion dan kreativitas. WawDi akhir tahun, sebuah proyek membuat video di hutan dan desa membuka pengalaman kolaborasi dan kerja-kerja baru. Sepanjang tahun ini, saya juga sedang belajar konsisten mengunggah video kegiatan yang saya cintai di Youtube. Awalnya terasa ringan, lama-lama ternyata berat juga apalagi saat deadline-deadline terus bertambah. 

Tahun 2022 mempertemukan saya dengan banyak hutan, masyarakat adat, sungai, pohon besar, suara burung, nyanyian, dan mantra. Saya menemukan peristiwa-peristiwa luar biasa berbeda namun tidak asing. Tapi, saya juga meninggalkan beberapa hal dalam diri. Tepatnya melakukan suatu pengabaian. Menjumpai tubuh yang beberapa kali drop. Dan, butuh waktu lama untuk bangkit dari keegoisan -  mengatur ritme perasaan untuk sekadar berkata "tidak apa-apa", "sadar, sadar, sadar", "ayo bangkit lagi". 

Saya tidak bisa mengatakan jika tahun ini lebih mudah dari tahun sebelumnya: saya melewati keputusan sulit dan percakapan-percakapan serius di dalam kepala yang sangat jarang dikeluarkan. Tentu kita semua memiliki luka batin, trauma, kekhawatiran, ketakutan dan kekuatan di saat yang sama. Tapi ada yang memilih menerimanya secara sadar, ada pula yang menerimanya sebab merasa tak ada pilihan lain. Untungnya saya masih bertekad memilih jalur kesadaran dengan hidup hari ini. Saya menemukan fakta bahwa permasalahan yang kita jumpai dan coba selesaikan dengan logis dan tenang, menjadikan hidup lebih sederhana. Ya, tahun 2022 barangkali lebih berat, tapi semoga membuat saya bertumbuh 5 cm dari tahun sebelumya :D

Di antara perjalanan ini, hal paling indah yang saya rasakan di tahun 2022 adalah, kedamaian setelah berhasil berhenti memaksakan diri. Saya berusaha belajar sepelan mungkin dan terus mengikuti arah angin petunjuk-Nya. 

Saya telah menutup tahun 2022 dengan perasaan syukur tak terkira. Saya belum pernah merasakan bagaimana minum air putih, mandi dan keramas, makan secukupnya, memotong kuku, dan bertemu matahari pagi dan udara sejuk semenakjubkan itu, sampai saya melakukannya di saat tubuh benar-benar sadar dan rehat. Jika awal tahun 2022, saya mulai dengan perjalanan magis nan jauh di hutan, akhir tahun ini saya melakukan perjalanan sederhana dan amat dekat. Perjalanan ke dalam diri demi mengetuk pintunya untuk mengajaknya memasuki tahun baru dengan kelapangan hati dan kebersandaran hanya pada-Nya.

Terima kasih teman-teman atas obrolan, cinta, dan peristiwanya. 

0 komentar